TEORI MODAL SOSIAL


A.  Akar dan Definisi Modal Sosial
Teori mengenai modal sosial diawali oleh tulisan Pierre Bourdieu yang berjudul “Le Capital Social: Notes Provisiores” yang diterbitkan dalam “Actes de la Recherche en Sciences Sociales” (1980). Menurut Bourdieu modal sosial adalah sumber daya yang dimiliki oleh seseorang ataupun sekelompok orang dengan memanfaatkan jaringan atau hubungan yang terinstitusionalisasi dan ada hubungan saling mengakui antar anggotanya. Beliau juga berpendapat bahwa jaringan sosial tidak bersifat alami (natural given), namun dibentuk melalui strategi-strategi investasi yang berorientasi pada kelembagaan hubungan-hubungan kelompok yang dapat digunakan sebagai sumber untuk memperoleh benefit.  
Namun, karena tulisannya dalam bahasa Perancis banyak orang tidak mengenalnya. Lalu muncul publikasi baru oleh James S. Coleman yang serupa yang pada akhirnya diketahui oleh banyak orang. Coleman memperkenalkan konsep modal sosial melalui jurnal 'Social Capitas in the Creation of Human Capital' pada tahun (1988). Coleman mendefinisikan modal sosial menurut fungsinya, yaitu bukanlah entitas tunggal, melainkan entitas majemuk yang mengandung dua elemen yaitu:
(i)       modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur sosial, dan
(ii)    modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku baik individu maupun perusahaan di dalam struktur tersebut.
Kedua perspektif tersebut menjelaskan bahwa modal sosial memiliki kesamaan dengan modal lainnya. Modal sosial juga bersifat produktif yakni membuat pencapaian tujuan tertentu yang tidak mungkin dicapai bila keberadaannya tidak memiliki eksistensi (dikenal dan diketahui banyak orang).
Coleman menyebutkan terdapat tiga bentuk modal sosial. Pertama, struktur kewajiban, ekspektasi, dan kepercayaan. Modal sosial tergantung pada kepercayaan dari lingkungan sosial dan perluasan aktual dari kewajiban yang sudah dipenuhi. Kedua, jaringan informasi sangatlah penting sebagai basis tindakan, tetapi harus disadari bahwa informasi itu mahal dan tidak gratis. Ketiga, norma dan sanksi yang efektif. Norma dalam sebuah komunitas yang mendukung individu untuk memperoleh prestasi tentu saja menjadi modal sosial yang sangat penting.
B.  Modal Sosial: Empat Perspektif
Modal sosial sering memunculkan pertanyaan, mengapa sumber daya yang melekat dalam jaringan sosial dapat memperkuat pencapaian sebuah tindakan? Hal tersebut memunculkan empat argumentasi yang dapat menjelaskan dan atau menjawab prtanyaan tersebut secara representatif.
Pertama, aliran informasi. Aliran informasi menjelaskan mengapa modal sosial bekerja dalam tindakan-tindakan instrumental dan ekspresif, yang tidak dapat dihitung dalam bentuk modal personal seperti modal ekonomi atau manusia. Dalam pasar yang tidak sempurna ikatan sosial dalam lokasi/hierarki yang strategis dapat menyediakan individu dengan informasi yang berguna tentang kesempatan dan pilihan-pilihan, begitu pun sebaliknya. Informasi yang didapatkan oleh individu dapat mengurangi biaya transaksi dalam kegiatan ekonomi. 
            Kedua, ikatan sosial (social ties) dapat memengaruhi agents. Ikatan sosial bisa dipengaruhi oleh pelaku seperti misalnya supervisor organisasi yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan oleh agent. Ketiga, ikatan sosial mungkin diberikan oleh organisasi atau peakunya sebagai sertifikasi kepercayaan sosial individu. Keempat, argumentasi yang terakhir yaitu berupa hubungan sosial diekspektasikan dapat memperkuat kembali identitas dan pengakuan. Penguatan kembali tersebut sangat esensial bagi pemeliharaan kesehatan mental dan pembagian dumber daya.
            Konsep mengenai modal sosial tidak dipahami sacara tunggal, akan tetapi memiliki dimensi yang multispektrum. Pertama yaitu perspektif komunitarian, dimana modal sosial disamakan dengan organisasi lokal, seperti klub, asosiasi, dan kelompok-kelompok sipil. Perspektif ini melihat jumlah dan keeratan kelompok dalam sebuah komunitas dan menganggap modal sosial sebagai sesuatu yang secara inheren baik, serta memandang eksistensinya selalu bernilai positif bagi kesejahteraan komunitas.
Kedua yaitu jaringan atau jejaring dimana pandangan ini menggabungkan dua level yaitu sisi atas dan sisi bawah. Modal sosial dianggap sebagai ikatan karena kekuatan hubungan dalam suatu komunitas dapat memberikan sebuah identitas dan tujuan bersama.
Ketiga yaitu pandangan kelembagaan, pandangan ini memandang bahwa vitalitas jaringan komunitas dan masyarakat sipil merupakan produk dari sistem politik, hukum, dan lingkungan kelembagaan. Modal sosial dianggap sebagai variabel dependen yang menganggap kapasitas kelompok-kelompok sosial untuk melakukan aksi menurut kepentingan kolektifnya tergantung pada mutu kelembagaan formal dimana kelompok tersebut tinggal.
Keempat, perspektif yang terakhir yaitu mengenai sinergi, perspektif ini mengupayakan terintergrasinya konsep jejaring (network) dan kelembagaan. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat negara didasarkan atas prinsip komplementer dan kelekatan. 
C.  Modal Sosial: Implikasi Negatif
Kontroversi yang terjadi dalam model sosial terbagi menjadi empat isu, antara lain:
1. Kontroversi yang menghadapkan apakah modal sosial itu aset kolektif atau individu
2. Kontroversi yang melihat modal sosial sebagai jaringan terbuka dalam suatu relasi sosial
3. Kontroversi yang dipicu pandangan Coleman bahwa modal sosial merupakan sumber daya struktur sosial yang menghasilkan keuntungan bagi individu dalam sebuah tindakan yang spesifik
4. Kontroversi mengenai pengukurannya apakah dapat disepadankan dengan modal ekonomi, fisik, dan manusia sehingga bisa dikuantifikasi dalam bidang ilmu sosial?
Konsekuensi negatif yang diakibatkan oleh modal sosial terbagi kedalam empat hal, yaitu:
1. Ikatan sosial yang terlalu kuat cenderung akan mengabaikan atau membatasi akses pihak luar memperoleh peluang yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sangat mungkin terjadi dalam sebuah kelompok terdapat beberapa individu yang berpotensi mengganjal individu lainnya karena kepemilikan akses.
3. Selalu ada pilihan atas sebuah dilema antara solidaritas komunitas dan kebebasan indivisu.
4. Jamak terjadi sebuah situasi di mana solidaritas kelompok dibangun berdasarkan pengalaman bersama untuk melawan masyarakat yang mendominasi.
Dari kedua hal diatas baik isu dan konsekuensi telah menjelaskan bahwa modal sosial dapat merusak jika hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan sempit. Dalam konteks negara berkembang, keterbatasan sistem politik dan ekonomi dimanfaatkan untuk mengoperasikan sebuah praktik KKN. Perspektif ekonomi mengenai hal tersebut tentuk akan merugikan atau menghambat tercapainya efisiensi. Demikian pula dalam level birokrasi atau perusahaan yang menggunakan sistem rekrutmen yang tidak selektif, sangat mudah disusupi dengan kepentingan-kepentingan sempit yang bersumber dari ikatan sosial.
D.  Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi
Perspektif rasionalitas transaksional digunakan untuk melakukan analisis pertukaran ekonomi dengan tujuan utamanya adalah modal ekonomi dan kepentingan dalam aspek transaksional pertukaran yang dimediasi oleh harga dan uang. Dengan dasar ini, aturan pertukaran berperan dalam dua hal, yaitu:
1. Menemukan hubungan alternatif yang bisa memproduksi keuntungan
2. Merawat hubungan tersebut, tetapi dengan diiringi upaya mengurangi biaya transaksional
Motivasi dari rasionalitas relasional adalah untuk memperoleh reputasi lewat pengakuan dalam jaringan atau kelompok. Sedangkan, kegunaan pertukaran adalah untuk mengoptimasi keuntungan relasional. Modal sosial dalam kegiatan transaksi dapat menjadi basis sumber daya ekonomi.

Dalam pengertian yang paling luas, modal sosial dapat menjadi alternatif yang paling mungkin untuk mengalokasikan kegiatan ekonomi secara efisien bila pasar tidak sanggup mengerjakannya. Faktanya menunjukkan pasar selalu tidak sanggup untuk mengatasi persoalan eksternalitas, barang publik, hak kepemilikan, dan bahkan monopoli. Pada aspek inilah modal sosial dapat memberikan kontribusi alternatif penyelesaian secara lebih efisien. 
Hubungan antara modal sosial dan pembangunan ekonomi juga bisa dilihat dari sisi lain seperti kepercayaan. Kegiatan ekonomi selalu berupa kerja sama dalam pengertian kompetisi maupun gotong royong antar pelakunya dengan apapun motif yang ada di baliknya. Kerja sama membutuhkan kepercayaan dalam ekonomi modern yang juga berdampingan dengan mekanisme formal dalam usaha mencegah kecurangan, seperti sistem kontrak. Modal sosial sebagai sumber daya bermakna bahwa komunitas bukanlah suatu produk atau hasil pertumbuhnan ekonomi, tetapi merupakan prakondisi dan alat yang berkontribusi terhadap tercapainya pembangunan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Yustika, Ahmad Erani. 2013. Ekonomi Kelembagaan Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga.









Comments

Popular posts from this blog

PESAN DAN KESAN SELAMA MENGIKUTI PEMBELAJARAN EKONOMI KELEMBAGAAN

TEORI EKONOMI BIAYA TRANSAKSI

TEORI HAK KEPEMILIKAN