MATRIKS KONDISI PEREKONOMIAN MASA ORDE BARU – REFORMASI (HINGGA SAAT INI)

Zaman
Inflasi
Pertumbuhan Ekonomi
Kemiskinan
Orde Baru
(1966 – 1998)
a)     Pada tahun 1966, menghadapi kondisi hiperinflasi yang mencapai 635% sebagai akibat krisis ekonomi pada masa Orde Lama.
b)     Franciscus Xaverius Seda (Menteri Keuangan 1966-1968) menjadi aktor utama dari upaya menekan hiperinflasi menjadi 112%.
c)     Pengucuran deras kredit perbankan tersebut mengakibatkan uang beredar meningkat dalam jumlah yang cukup besar. Akibatnya, tingkat inflasi 1973/1974 melonjak tajam menembus angka 47%.
d)     Pada 1974/1975 inflasi tahunan turun menjadi 21%.
e)     Pada akhir periode orde baru, 1998, tingkat inflasi tahunan sebesar 77,63%.
a)  Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tembus angka 10,92% pada 1970.
b)  Hingga sekitar tahun 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung tinggi dan terjaga di kisaran 6-7 persen.
c)  Pertumbuhan pada saat terjadi krisis ekonomi 1998 merosot menjadi minus 13,13%.
a)     1970: Angka kemiskinan 60 persen dengan 70 juta jiwa.
b)    1976: Angka kemiskinan turun menjadi 40,1 persen dengan 54,2 juta jiwa.
c)     1978: Angka kemiskinan turun menjadi 33,3 persen dengan 47,2 juta jiwa.
d)    1980: Angka kemiskinan turun menjadi 28,6 persen dengan 42,3 juta jiwa.
e)     1981: Angka kemiskinan turun menjadi 26,9 persen dengan 40,6 juta jiwa.
f)     1984: Angka kemiskinan turun menjadi 21,2 persen dengan 35 juta jiwa.
g)    1987: Angka kemiskinan turun menjadi 17,4 persen dengan 30 juta jiwa.
h)    1990: Angka kemiskinan turun menjadi 15,1 persen dengan 27,2 juta jiwa.
i)      1993: Angka kemiskinan turun menjadi 13,7 persen dengan 25,9 juta jiwa.
j)      1996: Angka kemiskinan naik menjadi 17,47 persen dengan 34,01 juta jiwa.
BJ. Habibie
(21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Berhasil menurunkan angka inflasi tahunan dari angka 77,63 % menjadi 2,01 %.
Pemulihan kondisi ekonomi, dari posisi pertumbuhan minus 13,13% pada 1998 menjadi 0,79% pada 1999.
a)     1998 (Desember): Angka kemiskinan naik menjadi 24,2 persen dengan 49,5 juta jiwa.
b)    1999 (Februari): Angka kemiskinan turun menjadi 23,43 persen dengan 47,97 juta jiwa.
Abdurrahman Wahid
(1999 – 2001)
a)     Pada tahun 2000-an, inflasi Indonesia merangkak naik menjadi sebesar 9,35%.
b)    Pada tahun 2001, inflasi tahunan Indonesia semakin bertambah naik menjadi sekitar 12,55%.
a)      Secara perlahan, ekonomi Indonesia tumbuh 4,92% pada 2000.
b)     Meski demikian, ekonomi Indonesia pada 2001 tumbuh melambat menjadi 3,64%. 
a)    2000: Angka kemiskinan turun menjadi 19,14 persen dengan 38,74 juta jiwa.
b)   2001: Angka kemiskinan turun menjadi 18,41 persen dengan 37,87 juta jiwa.


Megawati Soekarnoputri
(2001 - 2004)
a)    Inflasi tahunan pada tahun 2002 mulai menurun lagi menjadi sekitar 10,3%
b)   Inflasi tahunan pada tahun 2003 menurun lagi hingga angka 5,06%.
c)    Akan tetapi pada sekitar tahun 2004 inflasi tahunan kembali naik menjadi sekitar 6,4%.
a)      Pada 2002, pertumbuhan Indonesia mencapai 4,5% dari yang awalnya 3,64% pada tahun sebelumnya.
b)     Pada 2003, ekonomi tumbuh menjadi 4,78%.
c)      Di akhir pemerintahan Megawati pada 2004, ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen.
a)     2002: Angka kemiskinan naik menjadi 18,20 persen dengan 38,39 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
b)    2003: Angka kemiskinan turun menjadi 17,42 persen dengan 37,34 juta jiwa.
c)     2004: Angka kemiskinan turun menjadi 16,66 persen dengan 36,15 juta jiwa.

Susilo Bambang Yudhoyono Jilid I
(2004 – 2009)
a)    Pada tahun 2005, inflasi tahunan sebesar 17,11%
b)   Lalu pada tahun 2006, inflasi tahunan menjadi sekitar 6,6%.
c)    Tahun 2007, inflasi tahunan kurang lebih hanya turun 0,01% menjadi 6,59%
d)   Tahun 2008, inflasi tahunan mengalami kenaikan menjadi sekitar 11,06%.
e)    Tahunan 2009, inflasi tahunan mengalami penurunan yang signifikan hingga 2,78%.
a)      Pertumbuhan Indonesia cukup menggembirakan di awal pemerintahannya, yakni 5,69% pada 2005.
b)     Pada 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat jadi 5,5%. 
c)      Tahun, 2007, ekonomi Indonesia tumbuh di atas 6%, tepatnya 6,35%.
d)     Pada 2008, pertumbuhan ekonomi masih di atas 6% meski turun tipis ke angka 6,01%.
e)      Pada akhir periode kepemimpinannya tahun 2009 ekonomi Indonesia tumbuh melambat di angka 4,63 persen.
a)     2005: Angka kemiskinan naik menjadi 16,69 persen dengan 36,8 juta jiwa.
b)    2006: Angka kemiskinan naik menjadi 17,75 persen dengan 39,3 juta jiwa.
c)     2007: Angka kemiskinan turun menjadi 16,58 persen dengan 37,17 juta jiwa.
d)    2008: Angka kemiskinan turun menjadi 15,42 persen dengan 34,96 juta jiwa.
e)     2009: Angka kemiskinan turun menjadi 14,15 persen dengan 32,53 juta jiwa.

Susilo Bambang Yudhoyono Jilid II
(2009 – 2014)
a)    Pada tahun 2010, inflasi tahunan kembali mengalami kenaikan 6,96%.
b)   Tahun 2011, inflasi tahunan turun lagi menjadi sebesar 3,79%.
c)    Tahun 2012, inflasi tahunan kembali naik menjadi 4,3%.
d)   Tahun 2013, inflasi tahunan kembali naik menjadi sekitar 8,38%
e)    Tahun 2014, inflasi tahunan diakhir periode-nya hanya turun sebesar 0,02% menjadi sebesar 8,36%.
a)      Pada 2010, ekonomi Indonesia kembali
tumbuh dengan capaian 6,22%.
b)      Pada 2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,49%, berlanjut dengan pertumbuhan di atas 6%.
c)      Tahun 2012 yaitu di level 6,23%.
d)      Namun, perlambatan kembali terjadi setelah itu, dengan capaian 5,56% pada 2013 dan 5,01% pada 2014.
a)     2010: Angka kemiskinan turun menjadi 13,33 persen dengan 31,02 juta jiwa.
b)    2011 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 12,49 persen dengan 30,12 juta jiwa.
c)     2011 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 12,36 persen dengan 30,01 juta jiwa.
d)    2012 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 11,96 persen dengan 29,25 juta jwa.
e)     2012 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 11,6 persen dengan 28,71 juta jiwa.
f)     2013 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 11,36 persen dengan 28,17 juta jiwa.
g)    2013 (September): Angka kemiskinan naik menjadi 11,46 persen dengan 28,61 juta jiwa.
h)    2014 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 11,25 persen dengan 28,28 juta jiwa.
i)      2014 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 10,96 persen dengan 27,73 juta jiwa.
Joko Widodo Jilid I
(2014 – 2019)
a)    Inflasi tahunan pada tahun 2015 menjadi sekitar 3,35%.
b)   Pada tahun 2016 inflasi tahunan kembali turun menjadi sekitar sebesar 3,02%
c)    Tahun 2017, inflasi tahunan kembali naik menjadi 3,61%
d)   Tahun 2018, inflasi tahunan turun menjadi sebesar 3,13%.
e)    Inflasi tahunan pada tahunan 2019 hingga bulan agustus tercatat berada pada tingkat 3,49%.
a)      Pada 2015, ekonomi Indonesia tumbuh pada angka 4,88%.
b)      Pada 2016, ekonomi Indonesia mulai terdongkrak tumbuh 5,03%.
c)      Dilanjutkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,17%.
d)      Pertumbuhan ekonomis 2018 secara keseluruhan mencapai 5,4%.
a)    2015 (Maret): Angka kemiskinan naik menjadi 11,22 persen dengan 28,59 juta jiwa.
b)   2015 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 11,13 persen dengan 28,51 juta jiwa.
c)    2016 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 10,86 persen dengan 28,01 juta jiwa.
d)   2016 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 10,7 persen dengan 27,76 juta jiwa.
e)    2017 (Maret): Angka kemiskinan naik menjadi 10,64 persen dengan 27,77 juta jiwa. Meski persentase turun, jumlah penduduk miskin meningkat.
f)    2017 (September): Angka kemiskinan turun menjadi 10,12 persen dengan 26,58 juta jiwa.
g)   2018 (Maret): Angka kemiskinan turun menjadi 9,82 persen dengan 25,95 juta jiwa.
Joko Widodo Jilid II
(2019 – 2024)
Mulai dilantik pada 20 oktober 2019 tercatat bahwa inflasi pada oktober 2019 sebesar 3,13%.
Pada 2019, asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN adalah 5,3%.
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018. 



Comments

Popular posts from this blog

PESAN DAN KESAN SELAMA MENGIKUTI PEMBELAJARAN EKONOMI KELEMBAGAAN

TEORI EKONOMI BIAYA TRANSAKSI

TEORI HAK KEPEMILIKAN